"Ada cerita apa hari ini?"

 "Ada cerita apa hari ini?" 

            Hari ini, saya kembali ke lab. Tapi bukan untuk bertemu dengan larutan kimia atau kembali seru-seruan di dapur, yang ini beda. Beda dari sebelumnya. Kalau denger kata tanam, kalian ingetnya apa? mungkin biasanya kita tanam ubi, tanam sawi. Kali ini ngga dulu, saya dan teman-teman kelompok ini bakal tanam bakteri, hehe. Jangan takut, aman aja. Yang penting patuhi tata tertib laboratorium yaa, jangan lupa berdo'a kurang lebih seperti gambar yang saya lampirkan. 


    Sebelum praktikum, dosen selalu mengajak kami untuk memulai dengan berdo'a, mengingatkan supaya kami tetap semangat dan patuh sama apa yang sudah di tetapkan. Karena belajar pada bidang kesehatan punya resiko, pun setelah proses ini selesai, akan lebih nyata lagi resikonya. Tapi ngapapa, it will be pass!. Di lanjut dengan orientasi praktikum hari ini, yaitu tentang hygiene dan sanitasi. Iya, makanya kita bakal tanam bakteri. Beberapa penjelasan dan ramah tamah sangat insighful tentang kelebihan dan kelemahan bakteri,mikroorganisme terkecil ini, yang ternyata kalau dengan sudut pandang yang lain. Bisa selalu nanya "kok bisa yaa?". Oke kita bahas satu-satu yaa
    Pertama, Bakteri salah satu makhluk hidup yang mudah adaptive. Dari banyaknya mikroorganisme salah satunya bakteri punya hidup dengan konsep hidup dimana aja, dari mulai udara, air, tanah atau bahkan benda mati yang istilah kerennya adalah makhluk cosmopolit . Bagian jujurnya adalah saat bakteri pada tempat atau media sebagai persinggahan yang sifatnya mungkin basa, iya dia juga akan ikut basa. Pun jika kondisinya bersifat asam, ia juga akan asam. Artinya dalam keadaan dan tempat dimanapun dia bisa menyesuaikan, sesuai kebutuhan dan sesuai tujuan. Kadang, kita manusia sulit dan sering protes dengan hal-hal yang ngga sesuai sama keinginan kita. Bayangkan, jika kita berada pada suatu kondisi kita maksa buat "lingkungan, keputusan atau hal ini itu harus sesuai sama aku" padahal ngga bisa, ngga bisa selalu begitu. Kadang kita yang harus ganti settingan. Iya begitu yaa usaha untuk tetap survive. Tapi jika kita ada di lingkungan yang memang tidak menyelamatkan kita untuk jadi lebih baik, dan justru membuat kita jadi kearah sebaliknya, kita ngga bisa jadi kaya bakteri. Harus ada versimu, versi yang berbeda, yang punya kendali, mana yang boleh dan yang harus di filter bahkan di buang jauh-jauh. Supaya ngga nular, yang ngga baiknya!.
    Kedua, Belajar dari mikroorganisme yang sebagai makhluk cosmopolit jadi sedikit takut ternyata manusia memang ngga pernah steril. Dari semua aktivitas dan interaksi dengan mnusia yang lain dan benda serta alat yang lain semakin kuat interaksi kita dengan mereka. Tapi cape ngga? kalau setiap detik kita harus sterilkan diri kita, entah pakai hand sainitizer atau semacamnya. Ngga mungkin juga yaa. Dari sini, langsung ngena kalau manusia sangat terbatas, tapi Allah ngga. Derr, baru belajar satu. Belum yang lainnya. Sekarang jadi tau, kenapa apa-apa memang harus di mulai dengan Bismillah lagi, terus dan seterusnya. Karna itu yang bakal jadi perlindungan pertama kita, inget kan? do'a sebelum makan dan do'a - do'a harian yang lain. Itu yang membuat kita kuat, walaupun unlogic tapi it's miracle
    Dengan keterbatasan kita sebagai manusia, jadi apa? jangan jadi takut karna kita hidup berdampingan dengan makhluk yang lain yaa, terutama mikroorganisme ini. Tapi, harus tetap berusaha dengan menjaga kebersihan diri, makan dan minum yang sehat. Dengan seperti itu, kita akan tau makna tawakal itu seperti apa. Makna berserah, bukan menyerah atau bahkan terserah setelah usaha yang kita upayakan. Sehat selalu ya. Begitu, cerita hari ini tentang saya kembali ke lab. See u
    



Komentar