15:21 

    Ditemani langit sore kelabu. deru hujan bersautan, seolah berebut menyerap setiap tenaga yang tersisa dalam diri. Berdiri di tepian gedung dengan payung biru di tangan kananku, menikmati deru hujan yang terus membasahi tanah. Rasanya aneh, dunia terus berjalan, sementara aku terjebak di tempat yang sama, dengan pikiran yang sama, termenung dengan pikiran yang sama.

Saat itu, aku sempat percaya bahwa jatuh adalah akhir segalanya. Bahwa jika sesuatu hancur, maka ia akan tetap hancur. Bahwa jika sesuatu hilang, maka tak ada yang dapat menggantikannya.

"tik.."
Setetes air hujan lolos dari atap tempatku berteduh. atap itu ternyata berlubang, hanya setitik namun mampu meloloskan setetes air hujan deras di  luar  sana. Aku menarik napas, membiarkan udara dingin dan derasnya hujan menemani. Telapak tanganku tak henti-hentinya mengusap, mencari perlawanan dari sang dingin yang terus menyerang tubuhku.

Aku tertegun.

Bahkan setitik lubang sekali pun, mampu menjadi celah bagi air hujan untuk masuk.

⋆。゚☁︎。⋆。 ゚☾ ゚。⋆


Komentar