Tulus : Suka ngga harus ada alasannya.

Tulus : Suka ngga harus ada alasannya.



_______

    2018, jadi awal kenapa saya kebingungan dalam menjawab pertanyaan 'kenapa tulus?'. Sejak dibangku menengah pertama banyak vibes yang mengantarkan saya untuk apa-apa playlistnya 'tulus' saat itu, teman-teman pada suka dengan k-pop tetapi saya yang lokal saja sudah cukup. Dari album gajah, monokrom sampai sekarang tumbuh hadir album manusia jadi saksi perjalanan 'menemani' masa-masa transisi. Akhirnya semua orang-orang terdekat akan paham ketika saya ditanya 'mau lagu apa?' akan selalu saya jawab 'tulus', paham kan rasanya suka sampai tidak membosankan?. Ya,seperti itu.Tetapi, dari dulu tidak pernah ada gambaran kalau kelak saya akan mendengar karya-karya secara langsung, karena untuk anak strict parent seperti ini rasanya tidak mungkin. Jauh dari prediksi.
    2023, manifestasi kalau 'tur manusia' harus saya ikuti, walaupun agaknya memaksa karna sedang fokus mempersiapkan kuliah sampai saat itu. 

"kalau tahun depan, gimana mba? agustus kan sudah di semarang." kata ibu saat itu

    Dengan banyak pertimbangan dan merelekan, akhirnya iya sudah semua baru rencana ternyata. Sampai tahun depan yang saya tunggu ternyata tidak ada tur yang benar-benar 'solo versi'. Jadilah tetap tidak berharap, tetapi sukanya semakin tumbuh. Bahkan, orang-orang rumah selalu paham anaknya tidak pernah absen untuk memutar playlist tulus. Mungkin mereka juga ikut hafal, terutama ibu. Hehe.

"tulus terus" ucap ibu, entah sambil ngeledek atau benar-benar bosan,ya.

    Tetapi, terimakasih 2025. Tidak direncana, pun juga tiba-tiba muncul sebuah kolaborasi epic dari tokoh-tokoh spotify. Ada sal priadi, kunto aji, dere, idgitaf dan tulus. Agaknya kekeh ngga mau nonton konser kecuali hanya tulus. 

"yakin ngga mau nonton? ada tulus di Jogja lagi." tanya temenku menyakinkan


    Nanti aku pikir-pikir lagi. War pertama saya gagal mendapatkan tiket karena dari awal memang sudah pesimis 'tidak akan dapat' war kedua, teman saya bernama elsa menyakinkan untuk 'bisa kok, bisa dapat tiket' . 

    3481 orang yang sama-sama juga ingin mendengar karya-karya tulus. Setiap antrian turun isinya hanya rasa takut dan pesimis. Apalagi kekhwatiran 'memangnya akan di izinkan pergi' sama orang tua. Tetapi, apa-apa memang harus ambil resiko kalau tidak ya kita tidak akan kemana-kemana. Setelah ngobrol dan bernegosiasi dengan baik, alhamdulillah acc!. Saya akan nonton konser tulus. Batinku

"kabari terus, dimananya, pulangnya. Jangan telat." ucap ibu beri peringatan.
"siapp" 



    Sedikit mengenalkan tulus, saya senang dalam hidup ini mengenal karya nya dalam bentuk musik. Terlebih saya suka dengan kata-kata indah, dari karyanya tulus saya jadi paham makna 'optimis' itu seperti apa 'menikmati apa yang ada' atau bahkan mengenal 'ceria' dari karya-karya yang disajikan dengan apik. Sekarang, tidak banyak berharap akan bertemu secara dekat. Kemarin sudah cukup, cukup membangun semangat. Barangkali ada kesempatan untuk bertemu yang saya ingin sampaikan adalah ucapakan terimakasih karena sudah hadir dan berkarya dengan setulus ini. 
    Teruntuk teman-teman yang sudah support dan memberikan izin untuk 'kamu butuh self reward' terimakasih banyak, hehe. Day-off sehari ternyata begitu ya rasanya. Semoga kita selalu jadi manusia yang selalu senang dengan senangnya orang, menghargai bagaimana 'cara' masing-masing orang dalam membangun senangnya serta selalu bersyukur buat apa-apa yang sudah terjadi. Mungkin itu, barangkali tidak menjawab 'kenapa tulus' mohon maaf, karena konser pun saya nangis dulu baru bisa nyanyi hehe. Sampai bertemu dan berkarya lagi, lagi dan lagi. 

                                                                                                                                   Terimakasih jogja.









 

Komentar